MONDOK SAMPAI NIKAH , BELAJAR SAMPAI MATI
Home » » Shalat Tsubutul Iman

Shalat Tsubutul Iman

 Shalat Tsubutul Iman adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan setelah shalat Maghrib dengan tujuan agar Allah SWT memberikan ketetapan iman dan keteguhan hati untuk menjalankan perintah-perintahnya-Nya. Para anggota tarekat atau jama’ah thareqah secara rutin mengerjakan shalat ini dan biasanya dilakukan dengan para anggota tarekat yang lainnya secara berjama’ah.:

فائدة ) قال الفشنى قال النبي صلى الله عليه و سلم من احب ان يحفظ الله عليه ايمانه فليصل ركعتين بعد سنة المغرب يقرا فى كل ركعة فاتحة الكتاب و قل هو الله احد ست مرات و المعوذتين مرة مرة   .
و قال فى المسلك فاذا سلم رفع يديه وقال
بخضور قلب : اللهم انى استودعك ايماني فى حياتى و عند مماتي و بعد مماتى غاخفظ على انك على كل شئ قدير ثلاث
Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang ingin imannya dijaga oleh Allah SWT hendaklah ia shalat dua rakaat setelah shalat sunat ba’diyah maghrib dengan membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat, dan surat Al-Ihlas 6 kali. (Dalam Kitab I’anatut Thalibin Juz I, hal 258)
Cara pelaksanaan shalat ini sangat sederhana: Usai mengerjakan shalat sunat maghrib dua raka’at atau biasa disebut shalat Ba’diyah Maghrib, seseorang berdiri lagi dan mengangkat tangan sambil membaca takbiratul ihram ”Allahuakbar” dengan niat melakukan shalat sunat Tsubutul Iman. Atau sebelum bertakbir dia membaca lafadz niat: ”Ushalli Sunnatan litsubutil imani rak’ataini lillahi ta’ala.”
Usai takbir dan membaca surat Al-Fatihah diteruskan dengan membaca surat Al-Ihlas: “Qul’ Huwallahuahad...” masing-masing 6 kali setiap rakaat. Adapun bacaan ketika melakukan ruku’ i’tidal, sujud duduk dan tasyahud seperti pada shalat-shalat biasanya.
Dalam hadits di atas, Nabi Muhammad SAW tidak memerintahkan shalat ini dikerjakan secara berjamaah. Para ulama berbeda pendapat apakah shalat disunnatkan dikerjakan secara berjama’ah. Dalam kitab Nihayatuz Zain dijelaskan, beberapa ulama berpendapat, shalat yang tidak disyariatkan dilakukan dengan berjama’ah akan menyalahi keutamaannya. (Nihayatuz Zain, hal 99)
Pendapat lain yang lebih kuat dijelaskan dalam kitab yang sama bahwa tidak dilarang melaksanakan slalat sunat tsubutul iman secara berjamaah, bahkan keutamaan pahalanya kan semakin berlipat.
Shalat tsubutul iman yang dilakukan secara berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh para jama’ah thariqah, melafadzkan bacaan secara pelan (sirri) meskipun dikerjakan dalam waktu waktu jahr (waktu-waktu yang diperintahkan untuk mengeraskan bacaan takbir, Al-Fathihah dan surat, serta salam ketika melakukan shalat berjamaah, yakni waktu Maghrib, Isya dan Subuh).
Terlepas apakah shalat Tsubutul Iman dikerjakan secara berjamaah atau tidak, anjuran atau kesunnahan melakukan shalat ini tidak diragukan lagi. Sekali lagi, agar mereka yang mengerjakannya diberi ketetapan iman dalam kondisi batin seperti apapun.

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll