فائدة ) قال الفشنى قال النبي صلى الله عليه و سلم من احب ان يحفظ الله عليه ايمانه فليصل ركعتين بعد سنة المغرب يقرا فى كل ركعة فاتحة الكتاب و قل هو الله احد ست مرات و المعوذتين مرة مرة .
و قال فى المسلك فاذا سلم رفع يديه وقال
بخضور قلب : اللهم انى استودعك ايماني فى حياتى و عند مماتي و بعد مماتى غاخفظ على انك على كل شئ قدير ثلاث
Rasulullah SAW
bersabda: Siapa yang ingin imannya
dijaga oleh Allah SWT hendaklah ia shalat dua rakaat setelah shalat sunat
ba’diyah maghrib dengan membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat, dan surat
Al-Ihlas 6 kali. (Dalam Kitab I’anatut
Thalibin Juz I, hal 258)
Cara pelaksanaan
shalat ini sangat sederhana: Usai mengerjakan shalat sunat maghrib dua raka’at
atau biasa disebut shalat Ba’diyah Maghrib, seseorang berdiri
lagi dan mengangkat tangan sambil membaca takbiratul ihram ”Allahuakbar” dengan niat melakukan shalat sunat Tsubutul Iman. Atau
sebelum bertakbir dia membaca lafadz niat: ”Ushalli Sunnatan
litsubutil imani rak’ataini lillahi ta’ala.”
Usai takbir dan
membaca surat Al-Fatihah diteruskan dengan membaca surat Al-Ihlas: “Qul’ Huwallahuahad...” masing-masing 6 kali setiap
rakaat. Adapun bacaan ketika melakukan ruku’ i’tidal, sujud duduk dan tasyahud
seperti pada shalat-shalat biasanya.
Dalam hadits di
atas, Nabi Muhammad SAW tidak memerintahkan shalat ini dikerjakan secara
berjamaah. Para ulama berbeda pendapat apakah shalat disunnatkan dikerjakan
secara berjama’ah. Dalam kitab Nihayatuz Zain dijelaskan,
beberapa ulama berpendapat, shalat yang tidak disyariatkan dilakukan dengan
berjama’ah akan menyalahi keutamaannya. (Nihayatuz Zain, hal 99)
Pendapat lain yang
lebih kuat dijelaskan dalam kitab yang sama bahwa tidak dilarang melaksanakan
slalat sunat tsubutul iman secara berjamaah, bahkan keutamaan pahalanya kan
semakin berlipat.
Shalat tsubutul
iman yang dilakukan secara berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh para jama’ah
thariqah, melafadzkan bacaan secara pelan (sirri) meskipun
dikerjakan dalam waktu waktu jahr (waktu-waktu yang
diperintahkan untuk mengeraskan bacaan takbir, Al-Fathihah dan surat, serta
salam ketika melakukan shalat berjamaah, yakni waktu Maghrib, Isya dan Subuh).
Terlepas apakah
shalat Tsubutul Iman dikerjakan secara berjamaah atau tidak, anjuran atau
kesunnahan melakukan shalat ini tidak diragukan lagi. Sekali lagi, agar mereka
yang mengerjakannya diberi ketetapan iman dalam kondisi batin seperti apapun.
0 komentar:
Posting Komentar